ijtimalang.com, MALANG — Lahan sempit di kawasan padat penduduk, dengan sederetan rumah di gang sempit, nampak mampu diolah dengan baik oleh warga di jalan PM Yamin RW 7, Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Dengan memanfaatkan lahan terbuka yang masih ada disekitar rumah, disulap menjadi Urban Farming (perkebunan perkotaan). Hal ini dinilai selain mampu mempercantik tampilan kampung, juga menjadi salah satu alternatif ketahanan pangan mandiri dilingkungan, seperti yang terus didengungkan oleh pemerintah.
Nampak berbagai jenis tanaman sayur dan buah yang ditanam dengan memanfaatkan media tanam di polyback dan botol air mineral bekas, seperti kangkung, sawi pagoda, tomat, seledri, cabai dan tanaman bunga telang, yang biasa diolah menjadi minuman seduh.
Keanekaragaman jenis sayur yang ditanam warga nampak banyak dan bervariasi, sehingga banyak pilihan bahan makanan sayur dari setiap hasil panennya. Wargapun nampak giat dan terampil dalam melakukan urban farming di lingkungan tersebut.
Menurut Muhammad Harianto, Ketua penggerak urban farming di wilayah ini. Kegiatan ini, sudah dilakukan sejak dua tahun lalu. Gerakan urban farming ini juga sebagai bentuk upaya warga dalam mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan mandiri, serta juga bisa membuat lingkungan dipemukiman nampak lebih asri dan sejuk.
“Kami berangkat dari gerakan urban farming yang didengungkan oleh pemerintah. Dan kami mencoba menciptakan kondisi berbeda saat berada di pemukiman kita, agar warga bisa merasakan suasana sejuk dan asri. Selain itu juga untuk meningkatkan antusias warga dalam turut andil dalam menjaga ketahanan pangan.”ungkapnya.
Sementara itu, menurut Lila Khazanah. Salah satu warga menjelaskan. Bahwa urban farming ini sangatlah bermanfaat bagi warga, selain hasil panennya bisa dikonsumsi sendiri oleh warga. Namun terkadang bila hasil panen berlebih. Wargapun biasa menjual hasil panennya, yang nantinya hasil penjualan bisa masuk kas Rukun Warga 07.
“Ya sangatlah bermanfaat bagi warga, dan yang terpentingkan organik. Sehingga warga bisa mengkonsumsi sayur yang lebih sehat.” Ujarnya.
Tak hanya berbagai jenis sayur dan buah dengan pupuk organik yang menjadi komoditi urban farming di wilayah perkotaan ini. Warga juga memanfaatkan lahan di depan rumah mereka dengan beternak ikan lele, dengan menggunakan media ember dan juga kolam terpal. Selama perawatan 3 bulan, wargapun bisa memanen hasilnya.
Melalui urban farming ini, warga tidak hanya bisa mendapatkan nutrisi sehat untuk keluarga, dari hasil sayur yang dipanen. Selain itu juga wargapun bisa lebih produktif dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur, serta kembali membudayakan gotong-royong sesama warga.