Home Berita Optimalkan Pengelolaan Sampah Organik, Dengan Budidaya Maggot

Optimalkan Pengelolaan Sampah Organik, Dengan Budidaya Maggot

0

IJTIMALANG.COM — Persoalan sampah rumah tangga, kini banyak cara untuk mengatasinya. Kekhawatiran dengan adanya limbah yang mencemari lingkungan, bisa diminimalisir salah satunya dengan pengelohan limbah rumah tangga yang dapat terurai dengan memanfaatkan budidaya Maggot untuk memusnahkan sampah organik Rumah Tangga.

Hal ini mulai di terapkan warga Rt11/ RW 1 Kelurahan Tunjungsekar, Kota Malang. Bersama karang taruna setempat, Ketua RT 11 RW1 memanfaatkan lahan kosong untuk budidaya Maggot.

Maggot adalah larva lalat hitam yang memiliki sifat rakus dan berdaya tahan tubuh tinggi. Hal ini yang coba dimanfaatkan warga setempat untuk mengurai sampah organik warga.

“Awalnya. Pada saat pandemi tidak ada kegiatan, kami memanfaatkan lahan kosong di dekat rumah untuk mengelola sampah organik warga, seperti nasi dan sayur.  Terus kok ada maggotnya, akhirnya kita memberanikan diri mengelola sampah pakai maggot. ” Ujar Dimas Ketua RT 11.

Untuk mengumpulkan sampah, warga diajak untuk berpartisipasi dengan menukarkan sampah organik rumah tangga untuk di kelola. Setiap 3 kilogram sampah, dihargai 500 rupiah setiap penukaran.

“Memang tidak banyak, tapi pengaruhnya efeknya besar untuk menjadi kebiasaan warga setempat.” Imbuhnya.

Pengelolaan sampah menggunakan magoot dinilai efektif dan memiliki dampak pencemaran limbah yang sangat minim, karena Maggot sebanyak 1 kg mampu mengkonsumsi sampah 2-5 kg. Hal ini dapat dilakukan di kawasan perkotaan padat penduduk untuk mengatasi permasalahan sampah.

“Jadi maggott ini kita hasilkan sendiri dari fermentasi sampah organik. Setalah itu nanti dia akan tumbuh sendiri dengan mengkonsumsi sampah tersebut. Dampaknya paling bau yang kita minimalis dengan tabung sampah, dan paranet di sekitar lokasi agar tidak bau. ” Paparnya.

Dalam sebulan fermentasi sampah mampu menghasilkan 100 – 150 maggot. Selain dijual warga juga mengatakan untuk pupuk dan pakan ternak.

“Untuk maggot biasa kita jual 100 ribu rupiah per 3 kg. Bisanya digunakan untuk pupuk, atau pakan ternak seperti lele dan sapi.” Ujarnya.

Kedepan keuntungan dari pengelolaan magot akan digunakan untuk membeli oven untuk menghasilkan maggot kering.

“Rencananya kita akan membeli oven untuk menghasilkan magoot kering. Jadi nilai jualnya bisa lebih tinggi. ” Pungkasnya. (Dion Pradipta)

Previous articleCari Bibit Atlet, BAFA Batu gelar Turnamen Sepak Bola Antar Tingkat Sekolah Dasar
Next articleHarga Sayur Anjlok, Petani Meradang