IJTIMALANG.COM – Perlunya pengetahuan Terkait mitigasi bencana sangatlah penting. Terutama bagi jurnalis saat meliput terjadinya bencana. Tak jarang, para awak media ini, tidak sadar betapa berisikonya melakukan peliputan di daerah bencana, tanpa memikirkan kesiapan diri dalam menjalankan tugas profesi.
Dengan resiko yang dihadapi para jurnalis ini. Maka begitu perlu adanya pemahaman mendalam mengenai mitigasi bencana. Guna menambah wawasan mitigasi kebencanaan, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Malang Raya, menggelar workshop yang mendatangkan sejumlah pemateri guna memberikan wawasan kepada para jurnalis di Malang Raya.
Menurut Ketua IJTI Korda Malang Raya M Tiawan mengatakan, kegiatan workshop mitigasi bencana bertujuan untuk memberikan bekal bagi kalangan jurnalis ketika melakukan peliputan.
“Mitigasi bencana alam sangat dibutuhkan karena jurnalis kerap kali melakukan peliputan di lokasi bencana. Sehingga dengan adanya workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan awak media dalam mengurangi resiko bencana saat di tempat bencana,” kata Tiawan dalam sambutannya, Rabu (14/9/2022).
Dalam workshop tersebut, menghadirkan Kepala Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri, Kasi Pelayanan PMI Kabupaten Malang, Amirul Yasin, dan jurnalis senior Abdi Purmono.
Kepala Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri mengungkapkan, bahwa pusat studi gempa bumi mengemukakan wilayah selatan Jawa Timur berpotensi terjadi gempa bumi sebesar 8.7 magnitudo. Namun, belum satupun para ahli mampu memprediksi kapan gempa akan terjadi.
“Ini bukan menakut-nakuti. Tetapi hasil analisis pusat studi gempa bumi nasional, bahwa wilayah selatan Jawa Timur berpotensi terjadi gempa bumi 8.7 magnitudo,” ujar Ma’muri.
“Dengan begitu, perlu adanya mitigasi bencana sebagai upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mengurangi resiko adanya korban,” sambungnya.
Sementara dari PMI Kabupaten Malang yang diwakili Kasi Pelayanan Amirul Yasin menambahkan, mitigasi individu menjadi sangat penting ketika menghadapi bencana alam. Berdasarkan kajian para ahli, dengan mitigasi berpotensi selamat dari bencana sampai 76 persen.
“Kalau di PMI lebih banyak kepada penanganan manusianya. Namun. mitigasi individu menjadi faktor penting selamat dari bencana alam,” imbuhnya.
Sementara jurnalis dari Tempo yang juga mantan Ketua AJI Malang, Abdi Purmono mengatakan, jurnalis harus selalu siap karena bencana merupakan peristiwa yang tidak bisa ditebak. Kesiapan logistik menjadi salah satu hal penting yang harus dibawa. Paling tidak jurnalis sudah membawa persiapan logistik selama 3 hari, karena saat liputan bencana seringkali jurnalis akan menginap di lokasi.
“Jurnalis harus menyiapkan logistik jika berangkat ke lokasi bencana. Jangan malah nyusahin yang lagi susah kena bencana” Ujar pria yang akrab disapa Abel ini. (Redaksi)