Home Berita Rawat Budaya Tradisi Warisan Leluhur, Melalui Mainan Anak

Rawat Budaya Tradisi Warisan Leluhur, Melalui Mainan Anak

0

IJTIMALANG.COM – Dikenal sebagai negara kepulauan, Indonesia tidak hanya tersohor dengan keindahan alamnya yang luar biasa, tetapi juga keanekaragaman budayanya. Banyak warisan budaya negeri ini, memberikan kebanggaan bagi Indonesia di mata dunia.

Namun kini, di tengah gempuran budaya asing. Tentu budaya asli bangsa ini, perlu dijaga agar tidak lupa akan nilai-nilai luhur warisan budaya nenek moyang. Salah satu yang memiliki peranan penting dalam melestarikan budaya adalah generasi muda.

Semangat inilah yang terus diusung oleh Johan Untung, warga Jalan Ketanen Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang yang konsisten selama 16 tahun menjaga warisan budaya leluhur, melalui karya kesenian topeng barong.

Ia mengaku terus bertahan membuat topeng barong ini, sebagai bentuk keprihatinan dirinya atas serbuan kerajinan dan mainan dari luar negeri yang digandrungi oleh banyak anak. Namun, dengan semangatnya untuk menimbulkan kecintaan anak masa kini terhadap mainan lokal dan tradisional. Ia pun memilih bertahan menekuni menjadi pengrajin topeng barong.

“Saat ini anak anak lebih suka pakai gawai, main game online. Namun saya tetap bertahan untuk membuat mainan topeng barongan ini, agar anak anak juga tertarik dengan adat tradisi leluhurnya,” ungkapnya saat ditemui dengan gerai topeng tradisional miliknya, pada Kamis (29/09/2022).

Topeng barong khas Malang ini, sebenarnya merupakan alat pertunjukan kesenian tradisional seni tari topeng. Namun demi mengenalkan warisan leluhur ini, iapun membuat topeng barongan yang bisa menjadi mainan untuk anak anak.

Meski tergolong sebuah mainan anak Namun desain dasar topeng barongan khas Malangan tersebut, tetap memperhatikan pakem dan detail pahatan setiap karakter pada topeng barong.

“Meski hanya sebuah mainan, namun saya tetap menjaga kualitas topeng dan ukiran sesuai pakemnya. Sehingga tidak nampak murahan,” katanya.

Pembuatannya pun nampak cukup rumit. bahan baku yang biasa digunakan untuk pembuatan kerajinan topeng ini, adalah kayu dadap cangkring atau sengon, yang kemudian dipotong kecil-kecil untuk kemudian dipahat untuk menjadi sebuah topeng. Berbagai ukuran topeng yang biasa dibuat, mulai dari yang kecil, sedang hingga yang besar.

Usai melakukan pembuatan dasar karakter topeng barongan, pengrajinpun nampak memahat topeng sesuai karakter topeng yang dibuat, seperti karakter kucingan, barongan, jambangan, nogoan dan butoan. Yang kemudian di cat dengan berbagai warna, untuk menonjolkan karakter topeng barongan.

Untuk harga jual kerajinan topeng barong inipun beragam. Mulai dari harga termurah dikisaran 75 ribu rupiah, hingga harga termahal dikisaran 3 juta rupiah, menyesuaikan dengan besarnya ukuran topeng dan kerumitan pahatan karakter topeng.

Pemasaran kerajinan topeng inipun telah menembus berbagai daerah di tanah air. Seperti sejumlah Kota Besar di Jawa hingga Luar Jawa.

“Saat ini saya rasa permintaan terus meningkat, pemasarannya pun banyak diminati hingga berbagai wilayah,” imbuhnya.

Dari usahanya ini, iapun tak hanya mampu membuka peluang kerja bagi warga disekitaran rumahnya. Namun iapun kini juga mulai menularkan keahliannya ini kepada anak anak sekolah yang ingin belajar membuat topeng barongan khas malangan tersebut.

“Sekitar 15 anak mulai tertarik membuat kerajinan topeng ini, diluar sekolah biasanya mereka berbondong bondong untuk belajar melestarikan budaya warisan leluhur,” ungkapnya.

Sayangnya, keteguhan dirinya untuk merawat warisan leluhur bangsa ini, nampaknya harus ia pikul secara mandiri dengan kemampuannya. Dikarenakan tak adanya perhatian dan bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Malang, melalui dinas terkaitnya.

“Ya sebisanya saja, secara mandiri. Mulai dari pembiayaan hingga pemasaran, kami lakukan sendiri tanpa ada bantuan dari pemerintah,” tutupnya.

Gerai hasil karyanya pun, tak jarang didatangi warga yang mencari keunikan dari kerajinan topeng Barong khas malangan ini. Seperti yang diungkapkan Erwin Wicaksono, warga asal Kota Pasuruan. Ia mengaku takjub dengan detail karya kesenian topeng yang dijajakan di gerai kesenian tradisional Dua Putra ini.

“Secara detail pahatan karya topeng barongan ini cukup rapih dan bagus, dengan harga termahal 3 juta rupiah, saya pikir memang pantas, karena melihat proses pembuatan yang handmade dan memerlukan keahlian khusus,” ungkapnya. (Fajar Agastya)

Previous articlePolresta Malang Kota Bersama Instansi Terkait Gandeng Komunitas Disabilitas Siap Cetak Sejarah Pemecahan Rekor MURI Membatik Ciprat
Next articleBMKG Prediksi Musim Hujan Tahun 2022 Datang Lebih Awal, BPBD Kabupaten Malang Siapkan Status Siaga Antisipasi Bencana Hidrometeorologi