ijtimalang.com, MALANG — Universitas Brawijaya (UB) menerima sebanyak 92 mahasiswa inbound Program Mahasiswa Merdeka (PMM) Kemendikbudristek dari sejumlah Perguruan Tinggi di luar jawa. Kedatangan para mahasiswa tersebut untuk memperkuat kompetensi akademik antar mahasiswa sembari mengesplorasi serta mempelajari keragaman nusantara dari berbagai daerah.
“PMM selain membentuk akademik, juga bisa membangun network untuk membangun Indonesia di masa depan. Semoga mahasiswa yang berkesempatan untuk mengikuti PMM ini betah dan berkesan bagi kalian, seperti slogan PMM, bertukar sementara bermakna selamanya,” kata Rektor UB, Prof. Widodo, Selasa (23/8/2022).
Menurut Widodo, bagi perguruan tinggi, PMM bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perguruan tinggi dalam mengelola program pertukaran mahasiswa. Sedangkan bagi mahasiswa, PMM memberikan manfaat dalam memperkuat, mengeksplorasi, mempelajari keragaman Nusantara, berteman dengan mahasiswa dari berbagai daerah, memperkuat serta memperluas kompetensi akademik.
“92 mahasiswa PMM yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi di luar Jawa tersebut akan belajar di UB selama satu semester sesuai dengan mata kuliah yang diambilnya,” tandasnya.
Ia menjelaskan mahasiswa PMM pun nantinya juga diberikan akses yang sama dengan mahasiswa UB, yaitu mengaktivasikan email untuk dapat mengakses SIAM (Sistem Informasi Akademik Mahasiswa).
Salah satu mahasiswa PMM, yakni Diwaya Tirta Maharani dari Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar, mengambil mata kuliah pada Fakultas Ilmu Administrasi berharap program tersebut bisa berjalan lancar hingga akhir semester.
“Saya senang bisa mengikuti program PMM di Universitas Brawijaya, saya berharap agar PPM bisa berjalan lancar, karena melihat dari pertemuan awal yang sudah berjalan lancar dan kompak”, Diwaya.
Sementara Hasyim Rahman Marasbessy dari Universitas Patimura mengungkapkan memilih UB karena ada salah satu mata kuliah di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) yang menarik minatnya.
“Saya tertarik untuk mendaftar PMM di Universitas Brawijaya, dikarenakan terdapat mata kuliah mengenai Kemiskinan Nelayan yang ada di Fakultas Ilmu Kelautan. Saya merasa perlu mempelajari hal itu, karena di Maluku sedang ada projek, dimana saya mengharapkan bisa menerapkannya ketika kembali ke Maluku,”ujarnya.
PMM merupakan salah satu program unggulan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menggunakan hak belajarnya di luar program studi dan di luar perguruan tinggi (PT) asal. Pertukaran Mahasiswa antar klaster pulau tersebut mendapat pengakuan 20 SKS. PMM 1 yang diselenggarakan pada tahun 2021 lalu, telah diikuti sebanyak 11.464 mahasiswa dari 215 perguruan tinggi penerima atau pengirim.
Pada tahun ini, PPM 2 targetnya akan dibuka Kouta sebanyak 16.000 mahasiswa yang dapat memilih satu perguran tinggi dari 194 perguruan tinggi penerima. (Daningtyas)