IJTIMALANG.COM – Rencana pemerintah menaikan kembali harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya jenis Pertalite dan Solar Subsidi. Kendati naik, pemerintah berharap tidak akan mengganggu daya beli masyarakat.
Terkait beredarnya kabar tersebut, sejumlah tanggapan beragam dari masyarakat. Salah seorang supir angkot, Kamari mengatakan jika kenaikan harga bbm Jenis Pertalite tersebut ajdi dinaikkan, maka penghasilan juga akan semakin sulit, jika sehari hari mendapat pemasukan 39 hingga 40 ribu per hari maka jika nanti naik pendapatan bisa lebih turun.
“Ya agak berat kalau memang jadi naik harganya, penghasilan sopir juga sedikit. Paling banter (dapat) 30 sampai 40 ribu rupiah per hari,” kata Kamari, Selasa (30/08/22).
Kamari juga menceritakan, jika dalam sehari ia selalu membeli bbm pertalite dengan harga Rp 80 ribu. Pengeluaran sebesar itu menurut Kamari digunakan untuk 3 kali perjalanan pulang pergi (pp) antar terminal.
“Per hari 80 ribu biasanya beli Pertalite, narik 3 pp perhari,” kata Kamari.
Untuk itu Pemerintah diharapkan bisa lebih mengerti kondisi daktar dilapangan, apalagi terhadap kamu sopir. Jika ada tawaran subsidi untuk sopir angkot, ia memulai akan lebih baik dan tentunyabtidsk membuat berat pengeluaran.
“Pemerintah bisa lebih mengerti kepada kaum seperti kami.
“Ya kalau ada subsidi ya lebih enak, gak terlalu berat,” ungkap Kamari.
Sementara itu, justru tanggapan berbeda dari pelaku ojek online yang setiap hari wara wari menghiasi jalan di kota Malan, untuk melayani masyarakat dalam beraktifitas.
Jisam salah seorang drivel ojek online (ojol) mengatakan jika naiknya harga bbm yang rencananya bakal segera naik dinilainya tidak banyak memberikan pengaruh baginya. Yang berpengaruh justru di pihak pengguna atau costumer.
“Kalau ojol gak terlalu berefek, yang ngefek ya ke costumernya pasti harga jasanya naik,” kata Jisam.
Malahan driver ojek online (ojol) khawatir naiknya harga bbm mempengaruhi pengguna ojol, karena akan jarang order atau memesan jasa.
“Ketakutannya kalau costumer jarang order karena naiknya harga bbm itu. Bbm naik ongkos sewa pasti juga naik, ini bisa mempengaruhi,” papar Jisam driver ojol.
Dalam sehari-hari Jisam membeli bbm jenis Pertalite sebesar 15 ribu rupiah. Meski demikian Jisam dan teman-teman sesama driver ojol tidak akan melakukan demo besar-besaran seperti di kota besar. Karena baginya hal itu membuang energi, apalagi harga BBM jenis Pertalite kemungkinan besar akan tetap naik.
“Sehari hari beli Pertalite ya 15 ribu,” kata Jisam.
“Kalau demo pun juga percuma, tidak akan jadi turun harganya,” tambah Jisam.
Hingga kini pihak pengelola ojek online (ojol) belum memberi pemberitahuan kepada seluruh mitra ojek online (ojol) terkait kebijakan baru terkait tarif jasa.
“Rencananya kan 1 September ini tapi belum ada kabar dari pihak layanan ojol berapa tarif barunya,” tandas Jisam.
Sementara itu, pengawas SPBU yang berada di jalan Panji Suroso kota Malang, Andre mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mendapat pemberitahuan apapun terkait bakal naiknya harga bbm tersebut.
“Belum ada pemberitahuan apapun ke kami, kalau berita-berita tentang isu itu memang ada,” kata Andre
Pihak pengelola juga mengatakan bahwa stok bahan bakar minyak (bbm) di SPBU ini masih dalam batas aman.
“Kalau stok di kami aman, PL (Pertalite) dan BS (bio solar) aman. Stok Pertalite sehari disini 16 KL dan BS 8 KL,” kata Andre.(Yona Arianto)