ijtimalang.com, MALANG — Momen Kemerdekaan Ke -77 tahun Republik Indonesia pada tahun 2022 ini sangat luar biasa beragam lomba diadakan hampir di setiap sudut kampung di berbagai daerah di tanah atir tak terkecuali di kota Malang.
Di momen kemerdekaan ini, penyandang disabilitas yang ada di kota Malang juga tak kalah dalam bereaksi. Mereka melakukan beragam kegiatan lomba unik khas Agustusan.
Ketua Gerkatin (Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia) Cabang Malang, Sumiati mengatakan jika momen kemerdekaan Indonesia tahun ini, pihaknya menggelar beberapa lomba dengan peserta kurang lebih 50 -an.
Peserta lomba terdiri dari anak-anak Tuna Rungu, orang tua serta anak normal.
“Ada sebanyak 50 orang yang ikut kegiatan ini, mereka ikut berlomba. Ada tiga kelompok, senior orang tua, anak-anak tuna rungu, dan anak yang normal,” kata Sumiati, Rabu (17/08/22).
Sumiati juga sangat senang, karena pada tahun ini Gerkatin Malang bisa menggelar lomba Agustusan untuk anak anak disabilitas khususnya penyandang Tuna Rungu, karena dua tahun lalu masih dalam keadaan pandemi Covid-19 sehingga tidak diperbolehkan menggelar kegiatan.
“Senang, mereka berlomba bisa bertemu teman-temannya, sudah dua tahun tidak bertemu. Mereka senang bisa bertemu teman-temannya. Yang dari jauh juga datang, ada yang datang juga tamu dari Surabaya,” kata Sumiati.
Sementara itu, ketua panitia lomba Muhammad Hasanuddin mengatakan jika di momen kemerdekaan RI tahun ini Gerkatin menggelar 7 kategori lomba, diantaranya lomba makan kerupuk, lomba running man, lomba balap karet, lomba paku botol, lomba bilah kardus, lomba goyang wajah biskuit, lomba Jatim benang, lomba kosmetik dan model pasangan (khusus pengurus gerkatin).
Lebih lanjut Muhammad Hasanuddin mengatakan jika selama pandemi covid -19, Gerkatin hanya menggelar lomba Agustusan melalui cara online.
“2 tahun lalu cuma lomba lewat zoom meeting. Dan sampai sekarang baru muncul lomba,” ungkap Achan panggilan akrabnya.
Sementara salah seorang peserta lomba Ponco Adi Nugroho yang ikut dalam lomba makan kerupuk mengatakan sangat senang dengan lomba Agustusan kali ini. Apalagi melihat teman penyandang disabilitas lainnya yang juga ikut lomba, ia bisa tertawa lepas
“Rasanya senang sekali, seru serta tertawa lepas lihat kelakuan teman-teman ikut lomba,” kata Hoho panggilan akrabnya.
Hoho juga mengatakan jika dirinya sangat pengalaman untuk ikut lomba Agustusan, apalagi dia pernah ikut lomba seperti itu dengan lawan anak-anak normal.
“Pernah ikut sama anak-anak umum, saya disabilitas Tuli sendiri padahal. Tidak menang, tapi Gak papa yang penting sudah berusaha,” ungkap Hoho yang kuliah di Universitas Merdeka Malang itu.
Ia berharap, keberadaan anak-anak disabilitas tuna rungu di kota Malang, Pemerintah bisa memberikan aksebilitas bagi disabilitas. Hal itu tentu akan memudahkan bagi penyandang disabilitas sehingga nantinya bisa bekerja mandiri dengan jujur dan disiplin.
“Semoga Pemerintah bisa menyediakan aksebilitas bagi disabilitas. Agar membantu memudahkan kehidupan dan bisa bekerja mandiri jujur disiplin,” tandas Hoho.