Home Berita Sampah Sebagai Sumber Energi, Menjadi Alternatif Krisis Energi Fosil

Sampah Sebagai Sumber Energi, Menjadi Alternatif Krisis Energi Fosil

54
0

IJTIMALANG.COM – Di tengah wacana pemerintah menggantikan keberadaan kompor elpiji, untuk diubah dengan menggunakan kompor listrik, yang dinilai lebih hemat. Yang dianggap tidak semakin merogoh kocek lebih dalam dari APBN. Nampaknya tidak membuat resah ratusan warga, di Dusun Talangagung Kasin, Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Karena mereka sudah terbiasa menggunakan kompor yang jauh lebih hemat.

Inilah energi terbarukan yang selama ini didapatkan warga desa, dengan memanfaatkan inovasi dan fasilitas yang dihasilkan dari tumpukan sampah tempat pemrosesan akhir (TPA) Talangagung, Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Yang menghasil energi baru terbarukan dari energi gas metana (CH4) yang dihasilkan

Warga sekitar TPA Talangagung, selama ini memanfaatkan pengolahan sampah yang sudah dimurnikan dengan sejumlah metode, untuk memasak kebutuhan rumah tangga dengan menggunakan kompor dari gas metana tersebut.

Seperti yang diungkapkan Nur Azizah, salah satu warga yang kini tak perlu lagi membeli elpiji subsidi, karena telah menggunakan kompor tersebut sejak 2019 lalu, yang diberikan secara gratis oleh pengelola TPA Talangagung.

“Alhamdulillah, sejak 2019 lalu kami diberikan fasilitas semacam ini oleh pemerintah Kabupaten Malang. Sangat bermanfaat sekali,” ungkapnya saat ditemui dirumahnya.

Selama ini, wargapun mengaku tidak pernah ada kendala signifikan dalam penggunaan kompor itu. Hanya saja, saat hujan deras turun, kompor itu tidak berfungsi. Dikarenakan kandungan air yang berlebih, sehingga gas metana tersebut tak bisa terbakar sempurna.

“Kalau hujan deras tidak bisa menyala. Sebagai antisipasinya kami menyediakan kompor khusus menggunakan gas elpiji,” jelasnya.

Wargapun mengaku pemanfaatan itu didapat secara gratis, tanpa biaya sepeserpun, baik untuk instalasinya maupun iuran per bulannya. Yang jelas mengurangi pengeluaran keuangan warga untuk memenuhi kebutuhan dapurnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Renung Rubiyataji mengatakan sudah sekitar 250 warga yang menerima manfaat kompor alternatif itu.

Ia menceritakan gas metana itu dihasilkan dari tumpukan sampah TPA Talangagung melalui proses pemurnian.

 

Gas metana ini dihasilkan dari penanaman pipa plastik ke dalam tumpukan sampah TPA Talangagung. Kemudian di sedot menggunakan blower. Lalu dimurnikan guna memisahkan kandungan gas metana, dari elemen lain seperti Hidrogen (H2), Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Okside (NOX), dan Sulfur Dioksida (SOX). Yang kemudian didistribusikan melalui pipa ke rumah rumah warga.

“Nah, beberapa kandungan itu kami saring menggunakan reaktor pemurnian gas Metana, sehingga yang keluar dan terdistribusi hanya gas metana yang mengalir ke setiap rumah warga tersebut,” ujarnya.

 

Inovasi itu sudah digagas oleh TPA Talangagung sejak tahun 2009 lalu, dan terus mengalami pembaharuan sehingga kini mampu dimanfaatkan ratusan warga yang tinggal disekitar TPA.

Aplikasi energi terbarukan inipun, kini sudah dijadikan percontohan dibanyak TPA di daerah lainnya di Nusantara.

“Hal ini sebenarnya bisa diaplikasikan disetiap TPA yang ada di setiap Kabupaten dan Kota. Hingga saat ini sudah ada sekitar 175 TPA di Indonesia yang belajar dari inovasi pengolahan sampah di TPA Talangagung ini,” Imbuhnya.

Pemanfaatan gas metana inipun, diyakini mampu mengurangi pemanasan global dan pencemaran lingkungan. Sebab, apabila gas metana dibiarkan menguap tanpa pengolahan, maka resiko pencemarannya melebihi polusi emisi gas buang. Yang akan menimbulkan udara tidak sehat dan akan mempengaruhi perubahan iklim.

Dengan pengolahan sampah yang benar dan terbukti ramah lingkungan. Tak menutup kemungkinan inovasi ini bisa menjadi alternatif ketersediaan energi yang sangat penting bagi warga masyarakat. Dari sampah terbuang, mampu sebagai sumber energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan. (Fajar Agastya)

Previous articlePolres Malang Ambil Alih Kasus Oknum Kades, Namun Korban Tak Kunjung Datangi Pemeriksaan
Next articleBuron Kasus Penganiayaan Akhirnya Dibekuk Polsek Singosari