IJTIMALANG.COM-Bagi masyarakat perkotaan, hidup layak dan nyaman sudah menjadi standart hidup bagi mayoritas orang. Rumah layak huni, penghasilan yang cukup bahkan berlebih, hingga akses pendidikan, menjadi tolak ukur warga yang hidup di Kota.
Namun nyatanya, di Kota Malang, kemiskinan ekstrem masih membayangi. Hal tersebut dibuktikan langsung oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, saat meninjau RT 04 RW 13 Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Rabu (24/08/2022) petang.
“Iya ini saya juga kaget ternyata disini masih ada warga yang termasuk miskin ekstrem. Ada beberapa problem, salah satunya status tanah huniannya, karena sebagian besar mereka tinggal di Bantaran Sungai” Tuturnya.
Kawasan Tanjungrejo sendiri menjadi Kelurahan terbanyak di angka kemiskinan ekstrem di Kota Malang. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka masuk dalam kategori tersebut.
“Di Kota Malang ada 6 KK, di Tanjungrejo ada 4 KK. Masuk kategori karena penghasilan di bawah 700 ribu, luas tanah yang dihuni kurang dari 21 meter persegi, beralaskan tanah dengan atap dan tembok yang tidak layak” Terang Lurah Tanjungrejo M. D. Ajis.
Salah satu warga yang masuk miskin ekstrem, Misiati, mengaku terpaksa menghuni rumah tidak layak. Kondisi ekonomi keluarganya yang sulit, membuatnya harus bertahan tinggal di bantaran sungai, dengan rumah semi permanen.
“Ya bagaimana lagi, tidak punya uang untuk beli rumah. Ini juga statusnya tanah pengairan. Semoga didatangi Menteri bisa dibantu, diberi uang untuk renovasi rumah” Harapnya.
Menko PMK menyebut kemiskinan ekstrem perlu penanganan secara menyeluruh. Ia juga meminta Pemerintah Kota Malang melakukan perbaikan tempat hunian yang tidak layak pada Kemensos.
“Kemiskinan ekstrem nasional kita 4 persen, dari total penduduk yang miskin 9.7 persen. Itu berarti setiap 6 juta, gak kecil itu” tandasnya. (Daningtyas)
